Cinta
pada pandang pertama, sering sekali kita mendengar istilah itu. Tapi apa benar
ada seseorang yang bisa langsung jatuh cinta pada pandangan pertamanya? Beberapa
teman yang ku temui percaya kalau cinta pada pandang pertama itu benar adanya,
tapi tak sedikit juga yang tidak berpegang pada paham itu. Dan ya, aku salah
satu manusia yang tidak mempercayainya. Karena, terkadang kita sulit membedakan
antara jatuh cinta dan kagum.
Kalau
mau diingat lagi, pertemuan pertamaku dengannya bisa dibilang kebetulan yang “menyebalkan”.
Tapi saking seringnya bertemu secara kebetulan, ada perasaan aneh yang mulai
tumbuh. Kau tahu apa yang paling menyebalkan dari masa-masa seperti ini? Bersikap
biasa saja. Bagaimana tidak menyebalkan, dia sudah seperti seorang petani yang
rajin menebar benih di setiap musim. Dan aku layaknya tanah subur yang “mau tak
mau” menerima benih yang ditebarkan si petani.
Agar
sebuah tanaman bisa tumbuh dengan baik, tentu saja harus diberi pupuk kan? Bisa
ditebak apa kelanjutannya? Caranya memberi pupuk cukup unik buatku, dia sering
sekali berbuat jahil. Awalnya aku cukup
kesal dengan tingkahnya, tapi salah seorang sahabatku berkata “Ada cowok
kalau suka sama seseorang, dia malah sering ngejailin daripada kasih perhatian.
Tapi itu tuh tanda kalau dia perhatian sama kamu dan pengen cari perhatian kamu.”
Ah, sebegitu tidak pekanya kah aku? Atau sebegitu hebatnya kah aku mencoba
menolak kenyataan kalau benih yang sudah dia tebar kini diam-diam mulai tumbuh?
Manusia
memang dibekali dengan akal dan pikiran yang lebih baik dibanding makhluk Tuhan
lainnya. Tapi manusia juga di beri perasaan dan emosi. Sayangnya, kita
seringkali terlarut dalam emosi hingga kadang melupakan akal dan logika. Kita seringkali
lebih senang memberi “kode” daripada berbicara langsung. Padahal akan lebih
baik jika kita bisa lebih menyeimbangkan emosi dan logika. Lalu, inikah dasar
dari lagu yang terkenal itu kalau “cinta tak ada logika”?